Bekam (Arab: al-hijamah) adalah adalah penyedotan lokal darah dari sayatan kulit kecil. Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis (kental) yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia. Berbekam dengan cara melakukan pemvakuman di kulit dan pengeluaran darah darinya. Pengertian ini mencakup dua mekanisme pokok dari bekam, yaitu proses pemvakuman kulit kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran darah dari kulit yang telah divakum sebelumnya (https://id.wikipedia.org/wiki/Bekam).
Bekam sudah dikenal sejak zaman dahulu, yaitu kerajaan Sumeria, kemudian terus berkembang sampai Babilonia, Mesir kuno, Saba, dan Persia. Pada zaman Nabi Muhammad, dia menggunakan tanduk kerbau atau sapi, tulang unta, gading gajah. Pada zaman China kuno mereka menyebut "hijamah" sebagai “perawatan tanduk” karena tanduk menggantikan kaca.
Bekam sendiri dipercaya dapat meningkatkan aliran darah di seluruh tubuh. Dilansir dari Men"s Health, Houman Danesh, M.D., asisten profesor dari pengobatan anestesi dan rehabilitasi Rumah Sakit Mount Sinai menyebut bahwa aliran darah merupakan cara tubuh menyembuhkan diri secara natural. Dalam proses pengobatan yang dilakukannya, Danes kerap mengombinasikan bekam dengan teknik umum terapi.
"Meningkatnya aliran darah dapat berpengaruh positif pada dimulainya kembali respons penyembuhan yang sebelumnya menurun", jelas Houman Danesh, M.D. seperti yang ditulis dalam merdeka.com
Reid Blackwelder, M.D., mantan ketua dari American Academy of Family Physicians menyebut bahwa bekam dapat juga dianggap sebagai suatu bengkak yang steril. Pasalnya, proses bekam menarik darah dari pembuluh ke jaringan Saraf. Proses ini membuat tubuh berpikir bahwa ada cedera yang sedang terjadi karena pembengkakan sehingga antibodi bergerak ke daerah tubuh tersebut dan berusaha menyembuhkannya.
Selain mengurangi nyeri, bekam juga daat membantu menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Irawan & Ari, Berdasarkan uji T test dengan membandingkan Tekanan Darah Sistolik (TDS) sebelum intervensi (pre-test) dengan TDS setelah intervensi (post-test) menghasilkan p = 0.001. Hal ini berarti terdapat perbedaan rerata TDS yang bermakna sebelum dan sesudah intervensi bekam. Sedangkan T test dengan membandingkan TDD sebelum intervensi (pre-test) dengan TDD setelah intervensi (post-test) menghasilkan 0.003. Hal ini berarti juga terdapat perbedaan rerata TDD yang bermakna sebelum dan sesudah intervensi bekam. Karena pada TDS atau TDD nilai < 0.005 maka Ho ditolak dan H1 diterima dengan kata lain ada pengaruh terapi bekam terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Perum Permata Hijau, Kec. Pesantren, Kota Kediri.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Akbar, 2013, pada pasien Hipertensi di Semarang menyatakan bahwa berdasarkan perhitungan statistik terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada tekanan darah baik sistolik, maupun diastolik antara sebelum mendapatkan terapi bekam basah dengan setelah mendapatkan terapi bekam basah. Hal ini dinyatakan dalam uji non-parametrik friedman dimana p=0.000. Rerata sistolik sebelum bekam yaitu 157,38 ±10,38 dibandingkan rerata sistolik setelah bekam yaitu 145 ±10,06 dan baik rerata diastoliknya yaitu 93,63 ±5,55 sebelum dibekam dengan setelah dibekam yaitu 87,5 ±4,24.
https://id.wikipedia.org/wiki/Bekam, diakses tanggal 09 Desember 2021
Posting Komentar
Posting Komentar